Gerak lokomotor adalah gerak
memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain seperti jalan, lari,
lompat, dan loncat. Gerakan tersebut merupakan gerakan dasar yang harus
dikuasai seorang siswa baik normal maupun berkebutuhan khusus dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) di SMALB- C Sumber Dharma Malang tentang
materi gerak dasar lokomotor berupa lompat dan loncat, ternyata masih belum ada
pedoman yang bisa digunakan sebagai acuan dalam menerapkan pembelajaran gerak
dasar lompat dan loncat, hal ini mengakibatkan materi terkait dengan gerak
dasar lompat dan loncat belum bisa dilaksanakan dengan sistematis dan terencana.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru SMALB- C Sumber Dharma
Malang, maka akan dilakukan pengembangan tentang pedoman model latihan
gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) melalui permainan yang disesuikan
dengan karakteristik anak tunagrahita, agar dapat meningkatkan keterampilan,
keaktifan, dan pemahaman siswa dalam pembelajaran teknik dasar lompat dan
loncat.
Rumusan masalah dalam penelitian
ini, yaitu di SMALB- C Sumber Dharma Malang belum ada buku pedoman bentuk
latihan gerak dasar lokomotor berupa lompat dan loncat melalui permainan
sehingga secara otomatis siswa SMALB- C Sumber Dharma Malang belum pernah
melakukan gerakan lompat dan loncat secara terperogram. Pada anak tungrahita
itu sendiri terjadi hambatan perkembangan kecerdasan, gerakan canggung/ tidak
terkendali serta koordinasi yang kurang. Dalam pelaksanaan pembelajaran
Penjasorkes disekolah SMALB- C Sumber Dharma Malang, setelah melakukan olahraga
pemanasan, siswa langsung bermain bebas sesuai dengan kehendak masing-masing,
dalam hal ini pendidik hanya bertugas sebagai pengamat siswa yang sedang
melakukan aktifitas. Padahal anak tunagrahita sangat perlu dalam melatih
kualitas gerak yang dimiliki agar nantinya kemampuan gerak dan koordinasi
mereka bisa meningkat lebih baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan
loncat melalui permainan untuk siswa SMALB- C Sumber Dharma Malang, yang
nantinya dengan adanya buku pedoman berupa bentuk latihan ini diharapkan guru
bisa mempunyai acuan dalam melaksanakan pembelajaran materi lompat dan loncat
sehingga siswa mampu melakukan dan melaksanakan kegiatan model latihan gerak
dasar lokomotor lompat dan loncat dengan senang sesuai dengan karakteristik
anak tunagrahita.
Model pengembangan pedoman bentuk
latihan gerak dasar lokomotor melalui permainan untuk anak tunagrahita di
SMALB- C Sumber Dharma Malang ini menggunakan model pengembangan Research
and Development dari Borg and Gall yang dimodifikasi, peneliti hanya
mengambil 7 langkah dari 10 langkah yang ada. Penelitian ini dilakukan di
SMALB- C Sumber Dharma Malang. Subjek uji coba terdiri dari (1) tinjauan
ahli terdiri dari, 1 ahli gerak lokomotor, 1 ahli pendidikan jasmani adaptif,
dan 1 ahli pembelajaran atletik (2) uji coba kelompok kecil dengan melibatkan 6
siswa di SMALB- C Sumber Dharma Malang, (3) uji coba kelompok besar dengan
melibatkan 7 siswa di SMALB- C Sumber Dharma Malang.
Dari hasil uji coba (kelompok besar)
yang diperoleh dari kuesioner bahwa seluruh aspek dalam pengembangan pedoman
bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat melalui permainan untuk
anak tunagrahita di SMALB- C Sumber Dharma Malang, dari 25 pertanyaan terkait
dengan kesesuian standar kompetensi, kompetensi dasar, kesesuaian gerakan model
latihan dengan karakteristik anak tunagrahita, nilai-nilai yang terkandung
dalam isi buku pedoman, hingga terkait dengan rujukan serta kesimpulan secara
keseluruhan tentang isi buku, 24 pertanyaan terjawab sesuai dan hanya satu
pertanyaan yang terjawab kurang sesuai yaitu terkait dengan variasi dalam
penyajian model-model latihan dalam buku. Oleh karena itu dari hasil tersebut
maka bisa dikatakan buku bentuk latihan gerak dasar lompat dan loncat ini
sesuai apabila diterapkan untuk anak tunagrahita tingkat SMALB-C.
Berdasarkan hasil penelitian ini,
disarankan sebaiknya subjek penelitian ini dilakukan pada yang lebih luas dan
dilengkapi dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak
tunagrahita. Disarankan juga agar penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan
penelitian eksperimen terkait dengan bagaimana pengaruh dari masing-masing
model latihan lompat dan loncat terhadap sistem syaraf dan sistem otot anak
tunagrahita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar